Ustadku

SUDAH HIJRAH TAPI SUKA NGE-JUDGE ORANG, GIMANA DONG?

Sahabat ustadku semua, semoga kita selalu sehat walafiat. Hari ini kita akan membahas tentang sesuatu yang sedang menjadi tren di masyarakat berbagai kalangan, yaitu tentang hijrah. Hijrah menjadi identik dengan perubahan penampilan dari penampilan yang terbuka menjadi lebih tertutup. 

Islam itu sangat memuliakan siapapun, dan janganlah hijrah jika tidak bisa menjalani sepenuhnya, apalagi didalam keaadan terpaksa. Sebaik-baiknya hijrah adalah hijrah yang dilakukan tanpa paksaan dan kita menikmatinya. Jadi jangan melakukan sesuatu dalam keadaan terpaksa. Jika kita berbicara tentang hijrah, ada beberapa hal yang ada di diri kita yang harus kita hijrahkan sebelum hijrah dalam penampilan.

Sebelum membahas hal itu, kita harus tahu pengertian sebenarnya dari hijrah. Hijrah merupakan satu kalimat dalam bahasa arab yang berarti meninggalkan, menjauh, dan berpindah tempat. Saat tidak nyaman dengan suatu tempat, maka kita akan hijrah atau berpindah ke tempat yang lebih nyaman. Bisa juga saat merasa tidak nyaman dengan satu situasi, lalu akhirnya kita pindah dan mencari situasi yang membuat kita nyaman, maka seperti itulah hijrah.

Hal yang pertama yang harus dihijrahkan sebelum menghijrahkan penampilan adalah menghijrahkan akal pikiran. Jangan sampai saat sudah menutup aurat, tapi kita masih belum bisa berhuznuzon atau berbaik sangka kepada seseorang. Jadi hijrahkan dulu cara berpikir agar kita tidak mudah menilai sesorang karena seringkali timbul perasaan bahwa kita adalah orang yang paling benar. Jika seperti itu keadaanya, maka terlebih dahulu kita harus hijrahkan akal pikiran kita.

Banyaklah berbaik sangka kepada orang lain, janganlah terlalu sibuk dalam kesalahan, kejelekan, dan kehinaan orang lain karena belum tentu benar. Mungkin saja memang kita bisa lebih mulia, tapi kita juga bisa lebih hina daripada orang tersebut. Dalam hidup, hal terberat yang harus dilakukan adalah mengkoreksi diri sendiri.

Hal kedua yang harus dihijrahkan adalah hati, karena hati menjadi sesuatu yang penting. Pada akhirnya kita harus mampu mengsinkronkan akal dan pikiran dengan hati. Jika pikiran sudah banyak berburuk sangka, maka kita akan melihat seseorang dengan sisi jeleknya. Jangankan perbuatan jelek, perbuatan baik mereka pun akan kita anggap sesuatu yang buruk. Jika pikiran kita penuh dengan berbaik sangka, maka hati kita akan jauh dari perasaan iri dan dengki.

Jika kita mengingat bagaimana kedatangan kita di dunia ini dalam keadaan suci dan tidak membawa apa-apa. Ada istilah akil balik, yaitu saat kita sudak beranjak dewasa dan bisa membedakan yang baik dan benar. Pada saat itulah, seluruh pahala dan dosa akan dihitung oleh Allah SWT, satu saat kita akan kembali kepada Allah tanpa membawa apa-apa. Jadi jika kita datang ke dunia dengan keadaan bersih, maka Allah juga menginginkan kita pulang ke pelukannya juga dalam keadaan hati yang bersih dan suci.