Ustadku

Hal-Hal yang Dilakukan Rasulullah dalam Menghadapi Wabah Menular

Sahabat ustadku yang dimuliakan Allah SWT, semoga kita selalu berada dalam lindungan dan diberikan rahmat terbaik oleh-Nya. Sahabat ustadku sekalian, sekarang seluruh manusia di muka bumi sedang diuji dengan pandemi virus covid-19, termasuk di Indonesia.

Pemerintah Indonesia juga berusaha untuk memutus mata rantai penyakit ini dengan menerapkan sistem di rumah saja dan program pembatasan sosial berskala besar, diharapkan dengan program ini bisa menekan pertumbuhan virus ini karena virus ini diketahui menyebar melalui kontak fisik. Jika PSBB adalah hal yang dilakukan di Indonesia, apa yang dilakukan Rasulullah SAW dalam menghadapi wabah menular yang mematikan pada zamanNya?

Berikut adalah sikap yang dilakukan dan diteladankan Rasullullah kepada para sahabatnya dalam menghadapi wabah.

Hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah adalah menghindar, berdasarkan saran Rasulullah saat terjadi wabah mematikan, kita harus menghindari orang-orang yang sudah terpapar wabah tersebut. Tidak seharusnya hal ini dianggap enteng karena dapat menghindarkan kita dari virus. Beberapa faktor penyebaran virus mematikan yaitu, adanya kontak fisik langsung dengan yang terinfeksi. Untuk itu, kita disarankan untuk menghindari orang yang terjangkit, seperti yang disebutkan dalam hadis berikut, Rasulullah SAW bersada,

"Larilah dari orang yang sakit lepra, sebagaimana kamu lari dari singa." (HR. Bukhari Muslim)

Selanjutnya, yaitu dengan sikap tenggang rasa, sikap menghindar yang dilakukan Rasullullah bukan berarti menjadi sikap mengucilkan mereka yang sakit. Walaupun kita harus menjauh dengan orang yang terinfeksi, tapi jangan membuat tekan psikologis terhadap mereka, seperti salah satu hadis berikut dimana Rasullullah SAW bersabda,

 لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ‏

Artinya: "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." (HR Bukhari)

Hadis di atas menjelaskan, jika kita tidak boleh menatap mereka yang terinfeksi terlalu lama karena ditakutkan hal ini akan hanya menambah beban psikologis kepada penderita.

Kemudian, dengan bertawakal yaitu dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan percaya bahwa setiap penyakit itu terjadi atas kehendak Allah SWT. Namun, kita harus tetap mengikuti anjuran nabi untuk tetap menjaga jarak dengan orang yang terinfeksi. Pada hakikatnya, penyakit itu tidak ada yang menular, tetapi terjadi karena Allah membuatnya tertular. Seperti yang terdapat dalam sebuah hadis Rasullullah SAW bersabda,

"Tidak ada penularan, tidak ada ramalan jelek, dan tidak ada penyusupan kembali (reinkarnasi) ruh orang mati pada burung hantu.” (HR. Muslim)

Kemudian, hal lain yang harus dilakukan adalah dengan bersabar. Sikap sabar dan tidak cepat panik adalah hal yang disarankan rasul kepada umatnya dalam mengahdapi wabah penyakit. Hal ini dibuktikan dari sebuah hadis dimana Rasulullah SAW bersabda,

أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا، يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ» تَابَعَهُ النَّضْرُ، عَنْ دَاوُدَ

Artinya:

(tho‘un) itu azab yang Allah timpakan pada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya rahmat bagi mukminin. Tidaklah seorang hamba yang di situ terdapat wabah penyakit, tetap berada di daerah tersebut dalam keadaan bersabar, meyakini bahwa tidak ada musibah kecuali atas takdir yang Allah tetapkan, kecuali ia mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid. Hadis ini diperkuat riwayat al-Nadhr dari Daud (HR Bukhari)

Hal terakhir yang dilakukan adalah dengan tetap optimis, salah satu sikap Rasullullah SAW dalam menghadapi wabah adalah dengan optimis, percaya diri dan selalu berbaik sangka serta tidak lupa tetap berdoa juga berikhtiar. Sebagai seorang muslim yang baik, kita harus percaya jika setiap kehendak yang Allah berikan itu pasti ada hikmahnya. Ingatlah Allah tidak pernah menurunkan penyakit tanpa adanya penawar,

"Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya. (HR. Bukhari)

Sahabat ustadku sekalian, wabah virus covid-19 ini janganlah kita jadikan sebagai alasan untuk lupa kepada Allah, tetapi jadikan sebagai pengingat diri bahwa Allah sedang menegur kita atas apa yang kita lakukan selama berada di dunia ini. Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat dan kita bisa menjadikan Rasullullah sebagai tauladan di setiap kegiatan kita.

Wasalamuallaikum wr, wb.