Sahabat ustadku yang dimuliakan oleh Allah SWT, semoga kita semua selalu berada dalam lindungan dan selalu mendapatkan berkah darinya.
Dalam bahasa Arab malas disebut dengan al-kaslu yang berarti berat untuk mengerjakan sesuatu dan berhenti dari melengkapi sesuatu. Barangsiapa yang memperhatikan nash-nash syar’i dalam masalah ini, niscaya dia akan mendapati bahwa agama Islam adalah agama yang melarang sifat malas.
Menurut Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, adapun malas maka akan melahirkan sifat menyia-nyiakan waktu, berlebihan, tidak mendapat apa pun, dan penyesalan yang sangat parah. Maka hal itu akan menafikan sifat keinginan dan kekuatan yang keduanya merupakan buah dari ilmu. Sesungguhnya apabila seseorang mengetahui bahwa kesempurnaan dan kenikmatannya pada sesuatu tentu akan mencarinya dengan usaha dan keinginan yang kuat. Karena setiap orang akan selalu berusaha untuk menggapai kesempurnaan diri dan kelezatannya. Akan tetapi, kebanyakan mareka salah dalam menempuh jalan karena tidak adanya ilmu.Malas adalah sifat dasar orang-orang munafik.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya [dengan shalat] di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An-Nisâ’ [4]: 142)”
Ada dua macam sifat malas yaitu:
Malasnya akal
Tidak memakai akal untuk berpikir dan merenungi ciptaan Allah ‘Azza wa Jalla atau bisa juga tidak menggunakan akal untuk sesuatu yang memperbaiki dirinya, berupa dunia dan kehidupannya. Tidaklah kemunduran sebuah kaum kecuali karena sebab malasnya orang-orang yang berakal dan sedikitnya orang yang mau memanfaatkan kekuatan pikiran pemberian Allah ‘Azza wa Jalla ini.
Malasnya badan.
Malasnya badan mencakup seluruh anggota badan. Malas ini akan membawa kemunduran individu. Berpengaruh pada keadaan suatu kaum dalam bidang pertanian, industri, dan selain keduanya. Di antara manusia ada yang terbiasa untuk berjiwa malas. Jiwanya condong untuk menunda-nunda sebuah urusan. Tidak ada semangat untuk mencapai perkara yang sempurna. Hidupnya habis untuk bermalas-malasan, jalan di tempat, dan tidak maju-maju.
Banyak tidur membuat hati menjadi kotor. Jiwanya akan merasa malas, tidak punya semangat untuk berbuat kebaikan dalam memanfaatkan waktunya. Waktunya habis di atas kasur, tercegah dari kebaikan yang banyak.Oleh karena itu, Allah Jalla Jalaluhu mengancam dengan ancaman yang keras bagi orang yang sering menunda-nunda dan berangan-angan. Angan-angan kosong akan membawa rasa malas dari beramal. Menjadikan diri terbuai dalam lamunan, hingga waktunya banyak terbuang dan sia-sia. Karena sering berangan-angan kosong akhirnya dia akan sering menunda-nunda pekerjaan yang ingin ia kerjakan. Jadilah umur dan waktunya habis tanpa meraih tujuan yang ia citakan.
Itulah bahaya malas dalam Islam. Semoga kita dijauhkan dari sifat malas yang membuat kita tercegah dari banyak kebaikan. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum wr. wb.