Ustadku

Mencintai dan Membenci Sewajarnya

Kemudian yang kedua karena dia tidak ingin ada saingan, dia merasa paling pintar dan hebat dan kemudian ada orang yang lebih junior darinya dan orang itu lebih dipilih daripada dirinya, diapun merasa bahwa itu bukanlah persaingan yang sehat, maka timbullah rasa bencinya kepada orang tersebut. Maka inilah yang di maksud oleh Allah agar jangan sampai kebencian kita kepada suatu kaum atau orang lain membuatmu tidak adil. Kau tutupi kebaikannya, kau membuka keburukannya dan memfitnah dirinya.

 

Hal inilah menjadi kebinasaan bagi orang-orang terdahulu, karena dulu saat  mereka mencintai sesuatu akan teramat sangat mencintai, dan ketika membenci terlalu sangat membenci. Sehingga nabi SAW memberikan pesan kepada kita yaitu cintailah sesuatu itu dengan sewajarnya saja, dan jika ada kebencian pada sesuatu maka bencilah dengan sewajarnya saja. Mungkin bisa saja jadi orang yang hari ini sangat kita cintai akan menjadi musuh yang paling kita benci suatu hari nanti. Dan mungkin jika hari ini ada orang yang sangat kita benci suatu saat mungkin orang itu akan menjadi orang sangat kita cintai atau menjadi orang yang mencintai kita.

 

Banyak sejarah yang mencatat  hal  itu, seperti Umar Bin Khattab, jauh sebelum dia memeluk agama islam, dia menjadi orang yang sangat membenci nabi, dia menjadi orang yang pertama yang ada dihadapan untuk menyerang nabi dan dakwahnya. Tapi begitu dia kenal dengan nabi dan tahu apa yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW, beliau menjadi orang yang paling mencintai nabi, beliau menjadi orang yang berada di garis paling depan untuk bersama dan membela nabi Muhammad SAW.

 

Maka hal yang bisa kita petik dari hal ini adalah cintai seseorang atau  sesuatu dengan sewajarnya, dan kalaupun ada benci, bencilah bukan karena orangnya tapi karena sifatnya, karena sifat itu  bisa diubah, karena mungkin suatu waktu orang yang kita benci akan menjadi orang yang akan sangat membela kita, semoga bermanfaat.

Wasalamuailikum wr, wb.