Ustadku

Childfree dalam Pandangan Islam

Sahabat ustadku yang dirahmati Allah SWT semoga kita selalu mendapatkan berkah dan lindungan dari Allah SWT

Memiliki anak dari sebuah pernikahan adalah sebuah anugerah dan rejeki yang terbaik yang diberikan bagi para pasangan. Namun akhir-akhir ini banyak pasangan yang memilih untuk childfree atau tidak memiliki anak dalam hubungan rumah tangga mereka kerena beberapa alasan yang membuat mereka mengambil keputusan tersebut. Tapi bagaimanakah padangan islam dalam hal ini? Mari kita bahas berasama-sama.

  1. Mempunyai keturunan bukalah pilihan manusia tapi pilihan Allah SWT

Pada hakikatnya memiliki sebuah keturunan bukalah sebuah pilihan, tapi merupakan ketetapan Allah SWT. Baik itu jenis kelamin maupun jumlah anak, semuanya adalah ketetapn yang diberikan Allah untuk semua hambanya, dan Allah SWT berfirman:

 

“Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa yang Dia

 

  1. Memiliki anak adalah tujuan dalam sebuah pernikahan

Syariat menikah yang ditetapkan Allah bukan hanya untuk melampiaskan hubungan biologis saja, namun juga bertujuan untuk membangun keluarga untuk meneruskan keturunan.

 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الأُمَمَ

“Nikahilah wanita yang pengasih dan punya banyak keturunan karena aku sangat berbangga karena sebab kalian dengan banyaknya pengikutku.” (HR. Abu Daud, An-Nasa’i dengan sanad hasan)

 

  1. Kehilangan kesempatan mendapat pahala mengalir setelah meninggal

Kematian adalah hal yang sudah pasti akan terjadi pada setiap manusia, dan ketika telah mati maka semua amalan pun akan berhenti, namun melalui doa anak yang soleh dapat membuat orang tua akan terus mendapatkan pahala walaupun mereka telah meninggal.

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak yang shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)]

  1. Kehilagan syafaat dari anak yang meninggal dunia

Dalam sebuah hadits Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ النَّاسِ مُسْلِمٌ يَمُوتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنْ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ

“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam Surga karena keutamaan rahmat-Nya kepada mereka”. (HR. Bukhari, no. 1381)

 

  1. Kehilangan salah satu cara diangkat kedudukannya di surga

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ

“Sesungguhnya di Surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah Surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai Surga.” (HR. al-Bukhari)

Bisa jadi seseorang berada di derajat yang rendah namun dia diangkat karena sebab anak.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى لِيْ هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di Surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab: “Lantaran istighfar anakmu untukmu. (HR. Ibnu Majah)

 

 

Dari lima point di atas dapat dilihat jika mempunyai anak memiliki banyak manfaat untuk para pasangan suami istri dalam  baik dalam kelangsungan hidup mereka selama di dunia maupun nanti saat mereka tidak ada, semoga pemikiran untuk tidak memiliki anak tidak akan berkembang dan semoga kita semua bisa mendapatkan syafaat dari Allah dari anak-anak soleh kita nanti.