Ustadku

Luar Biasa Dahsyatnya Puasa di Bulan Ramadan

Sahabat ustadku sekalian, semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT, Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran Ayat 190-191,

(190)الْأَلْبَابِ لِأُولِي لَآيَاتٍ وَالنَّهَارِ اللَّيْلِ وَاخْتِلَافِ وَالْأَرْضِ السَّمَاوَاتِ خَلْقِ فِي إِنَّ

وَالْأَرْضِ السَّمَاوَاتِ خَلْقِ فِي وَيَتَفَكَّرُونَ جُنُوبِهِمْ وَعَلَىٰ وَقُعُودًا قِيَامًا اللَّهَ يَذْكُرُونَ الَّذِينَ

(191) النَّارِ عَذَابَ فَقِنَا سُبْحَانَكَ بَاطِلًا هَٰذَا خَلَقْتَ مَا رَبَّنَا

Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb (190)

Allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār (191)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (190)

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (191)

Manusia yang baik itu disebut dengan ulil albab, yaitu manusia yang menggunakan pikirnya untuk mensyukuri kebesaran Allah SWT. Setiap syariat yang dihadirkan pasti punya hikmah, sebagai contoh bagaimana kita dituntut untuk salat, seperti yang dijelaskan dalam surat Al-An kabut ayat 45,

أَكْبَرُ اللَّهِ وَلَذِكْرُ ۗوَالْمُنْكَرِ الْفَحْشَاءِ عَنِ تَنْهَىٰ الصَّلَاةَ إِنَّ ۖالصَّلَاةَ وَأَقِمِ

wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā 'anil-faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar,

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.”

Mengapa syariat puasa itu hadir sebulan penuh waktunya dan Allah menentukan agar kita terbiasa untuk berpuasa, Setiap syariat itu tidak sia-sia karena ada hikmah dibaliknya, dan yang menjadi hikmah dari puasa yang pertama adalah untuk melatih kepekaan sosial, seperti sabdah Rasulullah SAW,

"La yu'minu ahadukum hatta yuhibbu li akhihi ma yuhibbu li nafsihi"

"Tiada beriman seorang kamu hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya."

Islam mengajarkan kepekaan sosial, sebagai seorang muslim menjadi makhluk sosial itu penting, karena tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Setiap manusia membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain. Itulah hikmah puasa yang pertama, mengajarkan kita agar bisa empati, peduli dan sayang dengan orang yang berada di sekitar kita.

Kemudian adalah untuk melatih agar memiliki sifat sabar, tahukah anda jika ternyata ada sebuah karakter yang memudahkan seseorang untuk membuat ALLAH simpati kepada kita, seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Imran ayat 200,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا

Yā ayyuhallażīna āmanuṣbirụ wa ṣābirụ wa rābiṭụ,

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu”

Salah satu hikmah dari puasa adalah mengajarkan kita agar memiliki karakter sabar, karena Allah mencintai orang-orang yang sabar. Ada salah satu hadis yang akan menguncang kita, jika kita tidak memiliki karakter yang ada dalam hadis berikut,

ليسَ خَيرٌ لهُ كُلَّهُ ه أمْرَ إِنَّ  المؤمنِ لأَمْرِ عَجَبًا      

لهُ خَيرًا فكانتْ شَكَرَ سَرَّاءُ أصَابتهُ إِنْ للمُؤْمنِ إِلَّا لأَحَدٍذلكَ

لهُخَيرًافكانتْصَبرَ ضَرَّاءُ أصَابتهُوإنْ      

Ajaban li amril mu’min, inna amrahu kullahu lahu khairun Walaisa dzalika li ahadin illa lil mu’min. In ashabat-hu sarraa-u syakara fakaanat khairan lahu  Wa in ashabat-hu dharra-u shabara fakaanat khairan lahu ” (HR Muslim dari Ibnu Sinan).

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Seorang mukmin itu sangat menakjubkan, karena setiap urusanya di mata Allah itu baik. Ketika Allah mengujinya dengan cobaan yang berat dia selalu sabar. Ketika Allah melapangkan rezekinya dia selalu bersyukur. Apa pun kondisi hidupnya, dia selalu bersabar dan bersyukur. Hidup itu selalu berada dalam dua titik, kadang di keadaan suka dan kadang di duka. Ketika menghadapi suka, maka bersyukurlah, jika menghadapi duka, maka bersabarlah. Komitmen ini adalah hikmah dari puasa yang kedua.

Kemudian yang ketiga, hikmah dari puasa yang diajarkan oleh Allah SWT kepada kita adalah dekat dengan Allah. Kita berharap menjadi orang yang dekat dengan Allah SWT, bukankah setiap ibadah itu adalah doa? Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-mu’min ayat 60,

يۡنَ دَاخِرِ وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Jadi orang yang sedikit ibadahnya termasuk orang yang sombong, maka puasa mengajarkan kita agar selalu dekat dengan Allah SWT. Mudah-mudahan puasa yang kita ciptakan akan membuat tiga hikmah ini melekat di hati kita semua, semoga bermanfaat.

Wasallamuaikum wr, wb.