Ustadku

Puasa Tanpa Menjalankan Salat, Tak Ada Gunanya

Sahabat ustadku yang dirahmati oleh Allah SWI, semoga kita selalu mendapatkan rahmat, rezeki dan menjadi hamba yang selau dimuliakan olehNya.

Sahabat ustadku sekalian, bulan Ramadan telah datang kepada kita. Bulan ini selalu ditunggu oleh seluruh umat muslim di dunia karena penuh rahmat dan berkah. Puasa adalah sebuah perintah Allah yang harus kita lakukan, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Tujuan dari puasa adalah untuk membuat kita menjadi orang yang lebih baik dan lebih bertaqwa kepada Allah SWT. Namun, apakah puasa yang kita jalankan sudah cukup berkualitas di mata Allah? Apakah ibadah puasa yang kita lakukan sudah sempurna? Lalu, seperti apakah ciri-ciri puasa yang berkualitas itu? Kualitas puasa ditunjang oleh banyak hal, yaitu ketakwaan, ilmu, keikhlasan dan salat.

Salah satu penunjang penting dalam puasa adalah ketakwaan. Saat kita melakukan puasa, hal itu harus dibarengi dengan ketakwaan kepada Allah SWT, karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang bertakwa kepadanya. Kemudian, puasa juga harus dibarengi dengan ilmu, agar kita bisa tahu apa yang seharusnya dilakukan saat sedang berpuasa, karena sesungguhnya Allah mencintai orang yang berilmu.

Kemudian, setelah memahami ilmu dalam berpuasa, maka kita harus ikhlas dalam menjalani puasa tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam sabda Rasulullah sSAW,

"Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Maulim)

Dari hadis di atas, jelas kita diperintahkan untuk berpuasa dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah SWT. Oleh karena itu, agar puasa kita memenuhi salah satu syarat puasa yang berkualitas, maka jalankan puasa dengan keikhlasan dibarengi dengan niat yang tulus bahwa menjalankan puasa hanya untuk Allah, tanpa ada alasan lainnya.

Ada orang-orang melakukan puasa hanya untuk menjadi syarat mendapatkan hadiah, ingin menjadi langsing, dan masih banyak niat puasa lainya yang tidak benar. Seharusnya, puasa hanya kita lakukan semata-mata hanya untuk Allah SWT.

Kemudian, hal terakhir yang menunjang agar mendapatkan puasa yang berkualitas adalah salat wajib. Sebagaimana kita tahu, salat wajib adalah hal yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim, karena hal itu menjadi pembeda kita dengan orang yang kafir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ

“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 257)

Kemudian dijelaskan juga dalam surat An-Nisa ayat 103, Allah berfirman,

اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

“Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”

Maka dari hadis dan firman Allah sebelumnya, jelas disebutkan bahwa orang yang meninggalkan salat termasuk ke dalam golongan orang yang kafir. Jika meninggalkan salat saja digolongkan sebagai orang kafir lalu bagaimana orang yang puasa tetapi tidak mengerjakan salat wajib? Sebuah hadis menjelasan bagaimana pentingnya salat dan jika tidak menjalankannya, Rasullullah SAW bersabda,

مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya” (HR. Bukhari no. 594).

Dari hadis ini, dikatakan jika orang yang meninggalkan salat ashar, maka semua amalan yang dia lakukan dari subuh telah terhapus. Lihatlah betapa pentingnya salat dalam menunjang kesempurnaan puasa. Adapun sebuah fawah yang menjelaskan,

“Salatlah kemudian tunaikanlah puasa”. Adapun jika engkau berpuasa namun tidak salat, amalan puasamu akan tertolak karena orang kafir tidak diterima ibadah darinya. (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Ibnu ‘Utsaimin, 17: 62)

Maka jika seseorang yang berpuasa tetapi tidak menunaikan salat wajib, gugurlah amalan puasanya. Orang itu hanya mendapattkan rasa haus dan lapar tanpa mendapatkan pahala puasa yang telah gugur. Semoga puasa kita menjadi puasa yang berkualitas dan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dapat menurunkan kualitas puasa. Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Wasalamuallaikum wr, wb.