Ustadku

Orang-Orang yang Rugi di Bulan Ramadan, Sebaiknya Dihindari!

Sahabat ustadku yang dimuliakan oleh Allah SWT, ibadah Ramadan itu adalah spirit yang mengajarkan kita tentang sebuah efek. Perubahan yang dahsyat tentang kelakuan diri, akhlak, dan pendekatan diri kepada Allah SWT, tapi kenyataannya tidak semua orang sukses dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, orang itu merugi karena saat dia berpuasa entah orang itu sadar atau tidak.

Kesepakatan telah digariskan oleh Rasulullah SAW kepada kita, saat Ramadan tiba dan bagi siapa yang berpuasa hendaknya tidak boleh berkata-kata kotor, Rasulullah SAW juga mengatakan lebih dalam sabdanya,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)

Hadis ini menjelaskan sebuah ancaman yang keras, dimana saat kita puasa, kita tidak bisa menjaga mulut dan selalu berdusta, berkata kotor dan selalu gibah, maka Allah tidak membutuhkan rasa lapar dan haus yang dia lakukan. Hal ini merupakan ancaman saat kita bepuasa, tapi tidak bisa menjaga lisan kita maka hilanglah semua nilainya di mata Allah SWT.

Lalu kenapa mulut menjadi orientasi besar yang merusak dan merugikan kita dalam menjalankan ibadah puasa. Hal ini dijelaskan dalan Quran surat Al-Hujurat ayat ke 11,

وَلَا مِنْهُمْ خَيْرًا يَكُونُوا أَنْ عَسَىٰ قَوْمٍ مِنْ قَوْمٌ يَسْخَرْ لَا آمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَايَا

ۖبِالْأَلْقَابِ تَنَابَزُوا وَلَا أَنْفُسَكُمْ تَلْمِزُوا وَلَا ۖمِنْهُنَّ خَيْرًا يَكُنَّ أَنْ عَسَىٰ نِسَاءٍ مِنْ نِسَاءٌ

الظَّالِمُونَ هُمُ فَأُولَٰئِكَ يَتُبْ لَمْ وَمَنْ ۚالْإِيمَانِ بَعْدَ الْفُسُوقُ الِاسْمُ بِئْسَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min

nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ

bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Semua hal yang disebutkan di atas, perkara yang dilakukan oleh mulut inilah yang disebut kejahatan dari mulut. Maka ada namanya pribahasa mulutmu adalah harimaumu, jadi bagi orang yang berpuasa tapi tidak bisa menjaga mulutnya, maka celakalah orang tersebut dan rugi dalam puasa Ramadan. Kemudian, yang dijelaskan juga dalam Quran surat Al-Hujurat ayat ke 12,

ۖإِثْمٌ الظَّنِّ بَعْضَ إِنَّ الظَّنِّ مِنَ كَثِيرًا اجْتَنِبُوا آمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَا يَا

يَأْكُلَ أَنْ أَحَدُكُمْ أَيُحِبُّ ۚبَعْضًا بَعْضُكُمْ يَغْتَبْ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا

رَحِيمٌ تَوَّابٌ اللَّهَ إِنَّ ۚاللَّهَ وَاتَّقُوا ۚفَكَرِهْتُمُوهُ مَيْتًا أَخِيهِ لَحْمَ

Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba'ḍaẓ-ẓanni iṡmuw

wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba'ḍukum ba'ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula

laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Orang ghibah, membicarakan saudaranya, dan membuka aib orang lain, maka haram di hadapan Allah perbuatan tersebut. Disamakan dengan memakan bangkai yang menjijikan, begitu dahsyatnya gibah, tapi berapa banyak manusia yang berpuasa tapi tidak bisa menjaga mulutnya? Berapa banyak orang yang puasa tapi masih sering membicarakan aib saudaranya? Ada yang lebih parah saat beberapa orang menunda untuk berghibah dan berghibahnya dilakukan setelah berbuka.

Jauhilah hal tersebut, jangan membuat puasa seolah-olah menjadi tameng waktu dan setelah berpuasa malah berbuat maksiad. Kebohongan juga perbuatan yang harus dijauhi, semakin kita memahami tentang etika yang harus kita jauhi di bulan Ramadan. Semakin kita bisa menjauhi kerugian yang akan timbul yang menyangkut puasa dalam diri kita, oleh karena itu jauhilah ghibah, jauhi mengadu domba, jauhi menghina, berkata-kata kotor, dan berkata dusta. Semoga puasa kita lebih bermakna dihadapan Allah SWT.

Wassalamuaikum wr, wb.