Ustadku

Tertawa Berlebihan Membuat Puasa Ramadhan Sia-sia

Sahabat ustadku yang dimuliakan oleh Allah SWT, tidak ada kalimat yang paling indah kecuali menjadi hamba yang selalu bersyukur. Jika kita berkaca pada akhlak Rasulullah SAW, maka yang terindah dari diri beliau adalah menjadi orang yang pandai bersyukur. Bersyukur dengan hadirnya bulan ramadan, membuat kita semua bahagia dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi hal-hal yang membuat puasa kita sia-sia.

Ada orang yang puasanya hilang sama sekali pahalanya di hadapan Allah SWT. Ada juga yang separuh pahalanya puasanya hilang karena perbuatanya yang sia-sia. Seorang muslim harus memahami kaidah satu bentuk yang ketika dia lakukan, maka hal itu akan membuat puasanya sia-sia di hadapan Allah SWT. Pertama adalah berkata dusta, seperti sabdah Rasulullah SAW,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)

Jadi orang yang berpuasa tapi berdusta, maka Allah tidak membutuhkan rasa lapar dan haus yang dia persembahkan untuk Allah. Kemudian, yang kedua adalah mereka yang berkata-kata kotor, begitu juga dengan perbincangan yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Waktu yang tersia-siakan atau sikap-sikap yang terlalu mubazir seperti tertawa berlebihan, nonton tv berlebihan, tidur berlebihan, dan segala sesuatu yang berlebihan, akan membawa kesia-siaan di hadapan Allah SWT, maka berhati-hatilah.

Ketiga adalah mereka yang berteriak-teriak emosi, indikator yang membuat puasa kita sia-sia di hadapan Allah adalah rasa marah, dalam Surat Al-Imran ayat 133. Allah memberikan tiga tipikal orang yang penghuni surga,

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Wa sāri'ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin 'arḍuhas-samāwātu wal-arḍu u'iddat lil-muttaqīn

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,”

Tapi pertanyaannya seperti apa orang yang bertaqwa di hadapan Allah? Hal ini dijelasakan kembali dalam Surat Al-Imran ayat 134,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Dari ayat tersebut kita bisa mengerti, jika tidak seharusnya menyepelekan perkara amarah, tapi itu juga menghancurkan potensi kekuatan puasa Ramadan kita. Jadi janganlah suka marah, Rasulullah SAW pernah mengatakan untuk jangan marah karena orang yang bisa menahan amarah akan masuk surga. Jadi marah adalah sebuah potensi yang dapat menyebabkan mala petaka membuat tidak akur dimasyarakat, oleh karenanya hindarilah marah atau emosi yang bisa membawa kita kepada hal yang sia-sia.

Rasulullah SAW menjelaskan, barang siapa yang bisa menguasai empat hal ini, maka dia akan mendapatkan surga. Pertama, menguasai hawa napsu yang ada di dalam diri. Kedua, menguasai godaan setan. Kemudian yang ketiga, menguasai lisan, dan yang keempat adalah menguasai amarah. Janganlah marah agar bisa mendapatkan surga.

Kesia-sian yang berikutnya adalah jauhi perbuatan dan perkataan yang sia-sia. Banyak orang dari kita yang saat bulan Ramadan hanya bermain dengan hal-hal yang sebenarnya itu sia-sia di hadapan Allah SWT. Contohnya terlalu menghabiskan waktu dengan menghibur diri hingga menjauhkan kita untuk berdzikir kepada  Allah SWT. Kemudian, orang yang tidur terlalu sering, ngorol dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, atau berkumpul dengan kelompok yang hanya membuat hati kita keras kepada Allah SWT. Jjauhilah hal yang tidak bermanfaat karena akan membuat puasa kita sia-sia di hadapan Allah SWT, semoga bermanfaat.

Wasallamualaikum wr, wb.