Sahabat ustadku yang dirahmati oleh Allah SWT, semoga kita selalu mendapatkan berkah dan dilimpahkan rezeki dariNya.
Sahabat ustadku sekalian, seluruh masyarakat dunia sekarang sedang berperang mati-matian melawan pandemi virus covid-19. Di Indonesia, virus ini sudah lebih dari 11.000 orang yang terjangkit dan lebih dari 800 orang meninggal akibat virus mematikan ini. Alhamdulillah, yang sembuh pun sudah mencapai 1.800 orang lebih.
Tidak hanya memakan korban, pandemi ini memberikan dampak buruk dalam segala bidang. Banyak orang yang kehilangan pekerjaannya. Resesi ekonomi, larangan salat berjamaah, dan penutupan masjidil haram, serta larangan bagi para jamaah untuk melakukan kegiatan umroh juga haji di Arab Saudi. Bahkan, virus ini berdampak pada kegiatan di bulan Ramadan, dimana kita tidak bisa untuk melakukan salat tarawih, buka bersama bahkan salat ied berjamaah, karena adanya larangan untuk tidak berkerumun. Dampak buruk dari virus ini, tentu membuat semua orang merasa sedih karenanya.
Kenapa kita tidak mencoba untuk mengambil hikmah dari pandemi virus ini? Adanya pandemi ini menunjukkan kepada kita betapa besarnya kuasa Allah atas semua yang ada di dunia ini. Betapa mudah untukNya membuat kehidupan dan alam semesta ini. Saat Allah berkehendak dengan sesuatu, maka tidak akan ada kekuatan yang bisa menandingi kehendakNya tersebut.
Seperti halnya pandemi virus covid-19, wabah ini adalah kehendak yang Allah berikan kepada semua hambaNya sebagai sebuah ujian. Sangat penting bagi kita untuk mengingat, bahwa setiap penyakit yang Allah berikan pasti ada penawar untuk menyembuhkannya. Kemudian, Allah dengan kekuasaanNya bisa mengirimkan penawar melalui ilmuwan dan dokter yang bekerja keras untuk menghentikan pandemi ini. Tanda-tanda dari kekuasaan Allah ini disebutkan di surat Fussilat ayat 53,
سَنُرِيهِمۡ ءَايَٰتِنَا فِي ٱلۡأٓفَاقِ وَفِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَ لَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ ٥٣
“Akan Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, hingga jelaslah bagi mereka bahwa (apa yang dikandung) al-Qur’an itu adalah benar. Apakah tidak cukup bagimu bahwasanya Rabbmu menyaksikan segala sesuatu?” (Fushshilat: 53)
Kemudian, dengan adanya pandemi ini menjadi muhasabah diri bahwa kita adalah mahluk yang lemah. Manusia adalah mahluk paling sempurna yang telah diciptakan oleh Allah, tapi manusia juga merupakan mahluk lemah. Lihatlah, bagaimana virus ini tersebar dari satu manusia ke manusia lainnya. Kadang orang yang terinfeksi itu pun tidak tahu jika dirinya sudah terinfeksi, hal ini menunjukkan betapa lemahnya manusia. Sebagai seorang muslim, kita harus menunjukkan sikap kuat dan tidak menyerah dalam beribadah kepada Allah serta menunaikan kewajiban sebagai sesama manusia.
Selanjutnya, dengan adanya pandemi ini bisa menguji seberapa besar level iman kita kepada Allah SWT. Adanya pandemi covid-19, menjadi sebuat peringatan dan tamparan keras bagi kita manusia yang memiliki kedudukan hati di dunia. Virus ini mengingatkan kita, betapa lemahnya manusia dan menjadi pengingat bahwa setiap manusia akan mati meninggalkan segala hak yang dimiliki di dunia ini.
Lalu, apakah kita sudah siap saat ajal menjemput kita? Sudah cukup banyak kah amalan yang kita lakukan di dunia? Untuk itu, marilah kita mulai memperbaiki diri karena kita tidak pernah tahu kapan dan dengan cara apa ajal akan menjemput. Selain itu, dengan pandemi virus in kita harus bisa berbaik sangka kepada Allah atas kehendak wabah ini, seperti dalam sebuah sabda Rasullullah SAW,
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) (HR.Bukhari no. 6970)
Dengan adanya pandemi corona, juga membuat kita lebih dekat dengan keluarga, kita bisa memahami dan lebih mengenal lebih baik lagi masing-masing anggota keluarga kita. Selain itu, kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengembangkat bakat-bakat lain selama kita berada di rumah, seperti memasak, menghafalkan Al-Qur’an dan masih banyak lagi hal positif yang dapat dilakukan.
Saat kita diberikan sebuah ujian dari Allah SWT, janganlah melihat sebesar apa ujian yang Allah berikan, tapi marilah kita lebih melihat kepada rahmat dan nikmat yang masih Allah berikan kepada kita. Nikmat hidup dan bernapas, nikmat makan dan minuman, nikmat keluarga dan sahabat, dan juga masih banyak lagi nikmat yang sebenarnya lebih besar dari ujian yang Allah berikan. Semoga hal ini bisa bermanfaat.
Wasallamuallaikum wr, wb.