Ustadku

Cara Salat Tarawih di Rumah saat Adanya Pandemi

Sahabat ustadku yang di muliakan oleh Allah SWT, semoga kita selalu dilimpahkan  berkah rahmat dan kasih sayang dariNya.

Wabah corona menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang. Banyak cara yang dilakukan untuk membatasi penyebaran virus ini, salah satu cara pemerintah menanganinya adalah dengan membuat aturan untuk meniadakan salat berjamaah di masjid. Termasuk salat tarawih yang biasa selalu kita lakukan di bulan Ramadan. Berikut ini adalah tata cara bagi seseorang untuk menjalankan salat tarawih di rumah.

Salat tarawih harus dilakukan setelah mengerjakan salat isya. Cara pelaksanaannya juga sama dengan mengerjakan salat fardu seperti biasa. Mengerjakan salat tarawih bisa dilakukan dengan 8 rakaat atau 20 rakaat yang diikuti dengan witir sebanyak 3 rakaat. Kemudian, cara pengerjaannya juga bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dilakukan setiap 2 rakaat kemudian salam dan setiap 4 rakaat salam (tanpa tasyahud awal).

Namun, yang paling baik adalah melakukannya setiap 2 rakaat salam karena dalam sebuah hadis Rasulullah SAW menyampaikan bahwa salat malam sebaiknya dikerjakan 2 rakaat 2 rakaat.


Niat untuk salat tarawih

اصلى سنة التراويح ركعتين ماموما لله تعا لى

USHALII SUNNATAT TARAAWIIH RAK’ATAINI MA’MUUMAN LILLAHI TA’AALAA.

Terjemahannya: “Aku (niat) shalat sunat tarawih 2 rakaat mengikuti imam, karena Allah Ta’ala.”

Jika shalat sendiri, maka kata MA’MUUMAN (mengikut imam) dihilangkan. Sedangkan jika menjadi imam, maka kata MA’MUUMAN diganti dengan IMAAMAN (menjadi imam).

Niat salat witir

اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka‘âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta‘âlâ

Artinya: "Aku menyengaja sembahyang sunnah shalat witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."

Salat tarawih memang bukanlah hal yang wajib dilakukan. Hal ini dijelasakan dari beberapa Riwayat Mengenai hukum shalat tarawih, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a disebutkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى فِى الْمَسْجِدِ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَصَلَّى بِصَلاَتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنَ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ « قَدْ رَأَيْتُ الَّذِى صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِى مِنَ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلاَّ أَنِّى خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ ». قَالَ وَذَلِكَ فِى رَمَضَانَ.

Bahwasanya Rasulullah SAW pada suatu malam sholat di masjid, lalu banyak orang sholat mengikuti beliau. Kemudian beliau sholat pada malam berikutnya dan orang-orang bertambah banyak. Lalu pada hari ketiga dan keempat orang-orang banyak berkumpul menunggu Nabi. Namun, Nabi tidak keluar (tidak datang) ke masjid. Ketika pagi hari, Nabi bersabda: “Sesungguhnya aku melihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali kalau sholat ini diwajibkan kalian”. Dan berkata: “hal itu terjadi pada bulan Ramadan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Tapi alangkah baiknya jika di bulan suci Ramadan, kita mendirikan salat malam sebanyak mungkin, karena sangat banyak hal yang bisa kita dapatkan dari salat malam. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang mendirikan salat (tahajud) pada bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sahabat ustadku sekalian, dengan adanya pandemi virus corona, jangan sampai menggangu jalan ibadah kita kepada Allah SWT. Sebaiknya dengan adanya pandemi, kita harus lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah-ibadah wajib, maupun sunnah agar kita selalu mendapatkan keberkahan dan mendapatkan perlindungan dariNya. Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Wasalamuallaikum wr, wb.