Ustadku

Jauh dari Agama dan Orang Tua, Teuku Wisnu Fokus Mengejar Uang

Terjun ke dunia sinetron bukan sesuatu yang direncanakan oleh Teuku Wisnu. Berawal dari keinginan orang tua agar Wisnu melanjutkan pendidikan di Jakarta, membuat ia harus merantau jauh dari Aceh ke Jakarta sejak kelas 3 SMP. Setelah lulus SMA, lalu ingin melanjutkan kuliah, Wisnu mengalami sebuah kejadian yang tidak mengenakkan. Kejadian ini bermula saat ia menyetir mobil tantenya dan mengalami kecelakaan di jalan tol. Hal ini membuat dirinya harus bertanggung jawab dengan kerusakan mobil tersebut.

Belum memiliki pemasukan sama sekali membuat Wisnu harus memutar otak agar bisa menemukan cara untuk mengganti kerugian yang terjadi. Awalnya, ia mencoba ganti rugi dengan meminjam uang dari saudaranya. Namun, karena hutang memang harus dibayar, membuatnya memutuskan untuk bekerja. Pernah berpikir untuk menjadi pelayan restoran, tetapi berubah haluan untuk menjadi pemain sinteron. Mengapa bisa terjadi? Wisnu sendiri mengungkapkan bahwa ia terinspirasi oleh teman lama yang berprofesi sebagai pemain sinetron.

Singkat cerita, Wisnu akhirnya mengikuti casting meskipun ia mengaku tidak percaya diri untuk berbicara di depan kamera. Namun, alhamdulillah, memang kehendak Allah, Wisnu berhasil lolos. Dimulai dari peran figuran yang membuat ia dipercaya untuk menjadi pemeran pembantu utama dengan gaji yang lumayan besar perbulannya. Hal ini tentu menggiurkan, ditambah dengan tawaran sinetron terus-menerus, iklan, film layar lebar, dan pada akhirnya ia didapuk untuk menjadi pemeran utama dalam sebuah sinetron.

Ketika menjadi pemeran utama, godaan duniawi yang begitu besar mulai berdatangan sampai akhirnya membuat Wisnu berpikir bahwa, “saya akan jadi orang yang bahagia ketika uang saya banyak”. Tampak menyesal, ia mengakui pikiran ini bisa muncul karena sudah jauh dari agama dan orang tua yang memang tinggal di Aceh. Pikiran ini membuat dirinya terus bekerja keras untuk mengeruk pundi-pundi sampai harus mengorbankan banyak hal, termasuk hari liburnya.

Ungkapan bahwa ‘kerja keras pasti membuahkan hasil’, memang benar dialami oleh Teuku Wisnu. Dirinya berhasil memiliki mobil, rumah, dan tanah yang diperoleh dari hasil keringatnya sendiri. Namun, perasaan aneh justru muncul, dimana ia merasa hampa dan kosong dengan segala yang dimiliki. Di titik ini, Wisnu malah bertanya-tanya, dimana kebahagiaan yang pernah terpikirkan sebelumnya bahwa dengan memiliki banyak uang pasti bahagia?