Ustadku

Sifat Toleransi dalam Perspektif Islam

Sahabat ustadku yang diberkahi oleh Allah SWT, semoga kita selalu berada dalam lindungan dan mendapatkan keberkahan dariNya. Bulan Ramadan merupakan pembelajaran yang bisa membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan sempurna lagi. Kemudian salah satu pembelajaran Ahlaq dari Rasulullah SAW adalah bagaimana mencintai, menghargai, dan menghormati orang lain.

Toleransi dalam Islam merupakan bentuk yang dihadirkan oleh Allah sebagai bagian dari akhlak seorang insan. Mari kita lihat dalam Al-Quran yang mengajarkan tentang indahnya perbedaan, seperti halnya pelangi yang terlihat lebih indah karena berbeda. Hal ini di jelaskan dalam Surat Al-Hujurat ayat 13,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Surat ini mengajarkan bahwa sebagai manusia yang diciptakan menjadi lelaki dan perempuan, diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kita saling mengenal, seolah Allah ingin mengatakan kepada kita, jika hidup itu kaya dengan perbedaan. Untuk itu, manusia diajarkan untuk memiliki sikap toleransi dengan perbedaan. Kemudian dijelaskan juga di surat yang sama yaitu Surat Al-Hujurat ayat 10,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Innamal-mu`minụna ikhwatun fa aṣliḥụ baina akhawaikum wattaqullāha la'allakum tur-ḥamụn

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

Dalam surat ini dijelaskan, jika setiap mukmin itu bersaudara, jadi jika terjadi konflik cobalah untuk mendamaikan hal tersebut. Bertakwalah kepada Allah SWT, agar kamu bisa menjadi pemenang. Jika terjadi perseteruan, cobalah untuk mendamaikan konflik tersebut, jangan malah memanaskan konflik. Hal inilah yang disebut toleransi.

Sikap toleransi adalah sikap dimana kita selalu menciptkan kerukunan dan bukan menciptakan konflik, karena konflik menjerumuskan orang dalam kehancuran. Dijelaskan juga sikap toleransi dalam prespektif Islam yang ada dalam Surat Al-Hujurat ayat 11,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Dalam ayat di atas, dikatakan bahwa sebagai orang yang beriman, sangat dilarang untuk merendahkan suatu kaum, karena bisa jadi kaum yang direndahkan justru lebih baik dari mereka. Selain itu, dilarang untuk mencaci maki atau memanggil gelar yang buruk terhadap orang lain. Dalam ayat ini, kita bisa mengetahui cara agama Islam dalam mengajarkan manusia untuk bersikap toleransi. Walaupun kita memanggil panggilan buruk terhadap teman hanya untuk bercanda, hal itu tetap dilarang karena bisa menyakiti hati mereka.

Jika kita tidak menjauhi perbuatan yang telah disebut dalam ayat tersebut, kita akan digolongkan sabagai orang yang zalim. Kemudian dilanjutkan lagi di surat yang sama Al-Hujurat ayat 12,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba'ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba'ḍukum ba'ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Salah satu bentuk toleransi yang diajarkan oleh Islam adalah jangan mudah berprasangka. Apa lagi berburuk sangka, berprasangka berarti masih mengira-ngira tentang hal tersebut. Jika sudah berburuk sangka, pasti kita akan langsung menyimpulkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Hal-hal seperti ini sangat dilarang dalam Islam, dan yang lebih susah adalah toleransi untuk tidak bergibah atau berbicara tentang keburukan orang lain.

Bayangkan betapa hebatnya Islam dalam mengatur toleransi dengan mengharamkan untuk berprasangka buruk. Menceritakan keburukan orang lain dan membongkar aib seseorang, toleransi dalam perspektif Islam adalah toleransi akhlak yang sifatnya universal dan bisa digunakan untuk peradaban manusia. Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat.

Wasallamuallikum wr, wb.