Ustadku

Jangan Sibuk dengan Penilaian Makhluk

Sahabat ustadku yang dimuliakan oleh Allah SWT, semoga kita selalu mendapatkan keberkahan dan limpahan rezeki dariNya. Kehidupan yang Allah berikan kepada kita agar kita tidak sibuk dengan sanjungan dan pujian dari orang lain. Ketika kita berharap kepada mahluk maka kita akan kecewa, Allah mengingatkan kepada kita,

اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ

“jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu”

Dari hal di atas kita dapat mempelajari bahwa sebagai manusia, jangalah berharap dan bergantung kepada satu makhluk. Jangan terlalu sibuk mencari pujian dan penilaian dari makhluk karena hal tersebut berarti suatu hianat dan mengecewakan. Kadang manusia gampang berkhianat kepada Tuhannya. Mereka sering lupa untuk salat dan selalu berbuat dosa, jika kepada Tuhannya saja masih berkhianat bagaimana dengan manusia, pasti dia akan lebih mampu untuk berkhianat.

Untuk itulah mengapa sangat susah untuk bisa mendapatkan orang yang jujur dan bisa menjaga rahasia,

حسبن الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير

Hasbunallah wani'mal wakil ni'mal maula wa ni'man nashir

“cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”

Maka yang seharusnya kita pelajari adalah bagiamana mendapatkan penilaian dari Allah SWT dan bukannya mencari penilaian dari manusia karena mereka memiliki sifat yang lemah. Sahabat ustadku sekalian, Allah SWT memberikan ketentuan kepada kita agar selalu bergantung hanya kepada Allah SWT melalui ibadah, dzikir, dan doa. Jika kita mencintai satu makhluk, maka cinta itu tidak boleh berlebihan, jika kita kagum dengan satu makhluk juga tidak boleh berlebihan.

Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan, tetapi makhluk tersebut pasti tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Maka yang harus kita lakukan adalah mengajarkan diri kita agar terus bergantung kepada Allah SWT. Bagaimana cara bergantung kepada Allah dengan cara yang benar, kita lihat dalam Surat Al-Baqarah ayat 152,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfurụn

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Ayat di atas mengajarkan kepada kita, jika ternyata orang yang sibuk mencari sambutan orang lain maka dia akan jauh dari Allah. Dia telah berbuat syirik, sebab dia lakukan hanya mencari simpati dan pujian dari orang lain, orang seperti itu tergolong kepada orang yang syirik karena dia tidak ikhlas dan hanya mengahrapkan pujian dan tepuk tangan dari orang lain. Oleh karenanya, siapa yang selalu mengingat Allah maka Allah akan mengingatnya.

Kemudian yang kedua dengan selalu bersyukur kepada Allah, karena hal ini merupakan salah satu bentuk yang bisa melepaskan kita dari ketergantungan dan mengharapkan simpatik dan penilaian dari orang lain, seperti yang di jelaskan dalam Surat Ibrahim ayat 7,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna 'ażābī lasyadīd

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Syukur tanda rezeki makmur, jika seseorang memiliki rezeki yang baik maka dia tidak akan bergantung kepada makhluk dan dia hanya akan bergantung kepada Allah. Sebab jika kita bergantung kepada Allah, kita akan bahagia. Jika kita bergantung kepada manusia maka kita akan kecewa. Kemudian yang ketiga di jelaskan dalam surat Al-Baqarah 153,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Hendaklah mempertajam salat yang khusyuk karena dengan itu bisa menyadarkan kita jika pilihan hidup itu hanya Allah dan bukan manusia, dengan salat yang khusuk mengajarkan kepada kita jika hidup ini hanya untuk Allah dan bukan untuk manusia. Marilah kita tutup pembahasan ini dengan satu surat terakhir yaitu Surat Al-An’am 162,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Qul inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-'ālamīn

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”

Jadikanlah ayat di atas sebagai panutan kita dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya penolong kita, marilah kita pertajam rasa bergantung kepada Allah dan kurangi rasa bergantung kepada manusia agar kita Bahagia, semoga pembahsan ini bermanfaat, dan kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Wasallamualikum wr, wb.