Ustadku

Sebelum Berhijrah, Teuku Wisnu Takut akan Kematian

Merasa hidupnya hampa dan terus mencari dimana letak kebahagiaan, ditambah dengan background agama Islam yang cukup, membuat Teuku Wisnu berpikir bahwa, “apa karena saya sudah mulai jauh dari agama, sehingga mulai muncul perasaan-perasaan aneh yang kayaknya gak enak banget perasaan ini”. Wisnu mengakui dengan jujur, memang ada beberapa kesalahan yang dilakukan, dimana di dalam agama Islam dianggap sebagai dosa. Mulai dari perasaan aneh dan dosa-dosa yang telah diperbuat, menimbulkan ketakutan yang begitu besar pada diri Wisnu yaitu seperti ‘mau mati tapi takut mati’.

Sudah pasti di dalam agama Islam, apabila kita melakukan amalan-amalan dan sunnah-sunnah yang diwajibkan oleh Allah, maka Insyaa Allah atas izin Allah kita dapat masuk surganya Allah. Namun, ketika kita melakukan dosa dan maksiat yang merupakan larangan Allah, maka atas izin Allah kita akan masuk neraka. Dari sini, Teuku Wisnu mulai takut dan berpikir bahwa, “kayaknya gue gak mungkin mati sekarang nih karena gue gak mau masuk neraka nih.”

Perasaan ini muncul semakin kuat, ketika teman-teman Wisnu meninggal di usia muda. Sebelumnya, ia berpikir bahwa alasan orang meninggal selalu dikaitkan kalau tidak karena usia yang sudah tua atau memang karena penyakit. Diri Wisnu yang masih muda dan terlalu duniawi, berpikir kalau masa muda harus dinikmati sampai waktunya nanti ia punya anak dan cucu, barulah saatnya bertobat. Pikiran ini hilang ketika salah satu temannya dari dunia entertainment, masih berusia sekitar 20 tahun dan sehat, namun tiba-tiba meninggal. Ditambah lagi dengan beberapa temannya yang rata-rata masih muda, rajin olah raga, dan sehat, tapi tiba-tiba meninggal.

Mengaitkan kematian dengan umur dan penyakit, jadi hilang semua di pikiran Teuku Wisnu. Dirinya sadar bahwa kematian bisa datang kapan saja, tanpa harus sakit maupun berusia tua. Cuma yang jadi pertanyaan adalah apakah kita siap untuk menghadapi kematian?