Ustadku

Sebelum Menyesal, Pentingnya Memilih Sahabat!

Sahabat ustadku yang dirahmati oleh Allah, saat kita berteman pasti sangat lumrah apabila terjadi pertikaian dan kesalahpahaman. Kadang juga menyakiti hati kita. Jadi, ketika kita sudah disakiti oleh sahabat, tidak perlu menjauhi mereka. Hanya cukup kenal dengan mereka, intensitas bertemu dan obrolan dengan orang tersebut perlu dikurangi. Jika teman kita masih mengecewakan lagi, maka cukup tahu atau setidaknya sekedar menyapa saja dan tidak harus ada pertemuan yang menambah kekecewaan. Seindah-indahnya akhlak manusia adalah ketika dia mampu untuk memposisikan dirinya untuk tidak memutuskan silaturahim.

Seperti dalam Surat Muhammad Ayat 22

أَرْحَامَكُمْ وَتُقَطِّعُوا الْأَرْضِ فِي تُفْسِدُوا أَنْ تَوَلَّيْتُمْ إِنْ عَسَيْتُمْ 

Fa hal 'asaitum in tawallaitum an tufsidụ fil-arḍi wa tuqaṭṭi'ū ar-ḥāmakum

Arti: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?

Jadi jika orang yang merusak silaturahim, diibaratkan seperti orang yang merusak ekosistem alam semesta. Contohnya, jika dia membunuh satu orang, sama dengan membunuh satu bumi ini. Ada sebuah kisah yang bisa dijadikan contoh, ada seseorang yang merasa percaya diri dengan amal ibadah di dunia. Dengan kepercayaan diri atas sedekah, salat, zakat, dan semua amal ibadahnya, malah membuat dirinya tidak masuk surga.

Ada satu amalan yang membuat orang ini yang tadinya dia tidak masuk surga, akhirnya dimasukkan ke surga lagi. Dia masuk surga hanya karena dia menulis buku dan ingin menyelupkan tinta di air. Lalu, ada seekor lalat yang hinggap di air itu untuk minum, orang itu membiarkan lalat minum dan membiarkan dia pergi. Oleh karena kebaikannya tersebut, membuat dia yang awalnya tidak masuk surga, akhirnya masuk surga lagi oleh Allah SWT.

Kebaikan dan adab orang lain terutama sahabat kita, ketika dikecewakan dan kita balas dengan kebaikan, maka bisa jadi itu bisa menjadi sebab kita untuk masuk surga. Dibandingkan dengan kepercayaan diri kita atas amal ibadah dan sangat yakin jika amal ibadah tersebut sudah cukup menjadi tabungan untuk bisa masuk surga.

Sahabat ustad sekalian, marilah kita cari sahabat yang sebenar-benarnya sahabat. Rumus seorang sahabat itu adalah bukan hanya di saat kita senang, tapi di saat kita sedih dia juga ada. Janganlah mengecewakan sahabat kita karena dialah sahabat yang akan selalu ada di samping setiap saat. Siapa yang bergaul dengan tukang parfum akan medapatkan wanginya dan siapa yang bergaul dengan tukang ikan, maka dia akan terkena amisnya. Semoga bermanfaat.

Wasalamualikum wr, wb.