Ustadku

Setelah Berhijrah Teuku Wisnu Mendapatkan Banyak Hinaan

Menurut Teuku Wisnu, berdasarkan jawaban-jawaban dari beberapa ustadz, hijrah adalah bagaimana kita meninggalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah untuk menuju ke satu tempat yang dimana memang kita melakukan perintah-perintah Allah. Hijrah ada beberapa makna, secara sederhana bisa dimengerti bahwa kita dari masa lalu yang tidak baik berusaha menjadi lebih baik lagi di mata Allah. Wisnu sendiri merasa Allah memudahkan perjalanan hijrahnya karena dirasa cukup mulus, apabila dibandingkan dengan teman-teman lainnya berhijrah.

Di setiap proses hijrah, tantangan pasti ada, begitu pula Teuku Wisnu dan istri yang memang mengalaminya. Mereka dibilang nyinyir, menghina dan bahkan fisik mereka pun dihina. Mungkin karena baru di awal proses hijrah, membuat mereka jadi bertanya-tanya, mengapa justru orang yang hijrah malah dapat penghinaan, padahal tujuan mereka hanya mau menjadi orang baik dan menjalankan perintah Allah. Dalam mencari jawaban, Wisnu menonton sebuah video dari seorang ustadz yang mengatakan bahwa kita tidak bisa mengharapkan ridho dari semua orang karena setiap kita melakukan sesuatu pasti ada pro kontra. Jangankan orang lain, di lingkungan orang terdekat seperti keluarga pasti ada yang pro dan ada yang kontra.

Jawaban inilah yang menguatkan Wisnu, bahwa sebenarnya ia mencari penilaian berdasarkan siapa, dari manusia atau dari Allah. Kita mengharapkan ridho Allah, bukannya justru ridho manusia. Apapun yang manusia katakan, jangan biarkan kita terpengaruh. Namun, manusiawi memang saat kita dipuji, ada perasaan takut jatuhnya ria, begitu pula ketika dihina, jangan biarkan kita langsung down.

Selain itu, terdapat hadits yang menguatkan dirinya dan istri, saat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepada para sahabat, “tahu gak orang bangkrut itu seperti apa?”. Lalu, para sahabat menjawab, “orang yang bangkrut adalah orang yang kehilangan harta dan segala macamnya….”. Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa orang yang bangkrut adalah orang yang ketika ia mengumpulkan semua amalan yang begitu luar biasa di dunia seperti salat, zakat, puasa, dan lain-lain, tapi semua itu hilang semua karena menzalimi, ghibah, dan menghina orang lain. Segala upaya kita untuk ibadah, sedekah dan puasa, jadi hilang begitu saja. Itulah yang disebut orang bangkrut oleh Nabi Muhammad SAW.

Ilmu dan pengetahuan tentang agama yang benar, Insyaa Allah membuat kita jadi kuat dalam menghadapi berbagai tantangan. Siapa yang tidak kuat ketika dihina oleh manusia, bahwa kita tidak mencari ridho manusia, tapi mencari ridho Allah. Lalu, yang kedua ketika orang menghina kita, maka dosa-dosa kita akan pindah ke dia, pahala dia pindah ke kita, istilahnya yaitu transfer pahala. Terkadang, banyak orang-orang yang kirim WhatsApp ke Wisnu, “Nu, lo dihina nih”. Lalu Wisnu menanggapi justru dengan “alhamdullilah”. Mengapa? Karena belum tentu amalan-amalan kita diterima oleh Allah, dengan diam dan tidak membalas, justru kita malah ditransfer pahala.

Jalan berliku-liku yang dilalui ini, memang ada banyak tantangannya, tapi Insyaa Allah pasti kuat dengan bekal ilmu-ilmu yang kita pelajari. Selain itu, dukungan orang-orang terdekat seperti istri, orang tua, orang-orang di rumah, dan sahabat juga menguatkan diri Wisnu. Sahabat dan lingkungan sekitar merupakan salah satu dukungan luar biasa yang penting dan berpengaruh di hidup kita. Ada satu hadits mengenai pertemanan yang mengatakan bahwa satu orang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian. Jadi, kita tidak boleh sembarangan memilih teman dan sahabat karib karena kita akan mencocoki kebiasaan mereka. Dengan begitu, peran sahabat dan lingkungan dirasa penting untuk menguatkan kita saat menghadapi tantangan hijrah.