Ustadku

Wabah itu Azab atau Rahmat?

Sahabat ustadku yang dirahmati Allah SWT, semoga kita selalu berada dalam lindungan dan dapat keberkahan dariNya.

Sahabat ustadku sekalian, seperti yang sudah kita ketahui, Covid-19 telah menyerang Indonesia dan dunia. Pasien positif Covid-19 sudah ribuan dan terus bertambah setiap harinya. Korban jiwa akibat pandemi ini pun sudah berjumlah lebih dari 600 jiwa. Tentu, hal ini membuat kita semua hidup di tengah ketakutan dan kekhawatiran. Namun, apabila kita renungkan, sebenarnya banyak pelajaran, baik positif maupun negatif yang bisa kita petik dari wabah ini.

Sebagai seorang muslim, apakah kita harus menganggap wabah ini sebagai sebuah AZAB atau RAHMAT dari Allah? Marilah, kita simak hadis berikut.

Dari Yahya bin Ya’mar, Aisyah radhiyallahu ‘anha mengabarkan kepadanya, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ath-tha’un (wabah yang menyebar dan mematikan), maka beliau menjawab,

كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ ، فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ ، مَا مِنْ عَبْدٍ يَكُونُ فِى بَلَدٍ يَكُونُ فِيهِ ، وَيَمْكُثُ فِيهِ ، لاَ يَخْرُجُ مِنَ الْبَلَدِ ، صَابِرًا مُحْتَسِبًا ، يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يُصِيبُهُ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ ، إِلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ

Itu adalah azab yang Allah turunkan pada siapa saja yang Allah kehendaki. Namun Allah menjadikannya sebagai rahmat kepada orang beriman. Tidaklah seorang hamba ada di suatu negeri yang terjangkit wabah di dalamnya, lantas ia tetap di dalamnya, ia tidak keluar dari negeri tersebut lalu bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah, ia tahu bahwa tidaklah wabah itu terkena melainkan dengan takdir Allah, maka ia akan mendapatkan pahala syahid.” (HR. Bukhari, no. 6619)

Dari hadis di atas, dapat kita mengerti jika wabah itu bisa menjadi dua hal. Pertama, bisa menjadi azab bagi orang yang Allah kehendaki. Kedua, Allah juga bisa menjadikannya rahmat kepada umat-umatNya yang beriman. Lalu, yang dimaksud orang yang dikehendaki Allah itu siapa? Marilah kita simak hadis berikut,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام بِالْحُمَّى وَالطَّاعُونِ فَأَمْسَكْتُ الْحُمَّى بِالْمَدِينَةِ وَأَرْسَلْتُ الطَّاعُونَ إِلَى الشَّامِ فَالطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِأُمَّتِي وَرَحْمَةٌ لَهُمْ وَرِجْسٌ عَلَى الْكَافِرِينَ (الامام احمد)

Nabi Muhammad bersabda: “Malaikat Jibril datang padaku membawa penyakit demam dan wabah menular (thâ’ûn), maka kuterima penyakit demam untuk kota Madinah dan kukirimkam wabah menular ke Syam. Bagaimanapun, umatku yang meninggal karena wabah menular adalah mati syahid, dan wabah menular merupakan rahmat bagi mereka, sedangkan bagi orang kafir merupakan (hukuman atas) dosa mereka.” (HR Imam Ahmad)

Dalam hadis ini dijelaskan bahwa wabah menular ini merupakan azab dan hukuman bagi orang kafir atas dosa mereka. Jika kita menanggapi wabah ini sebagai sebuah bencana dan azab, maka hal ini bisa menggolongkan kita kepada golongan orang yang kafir. Sedangkan, sebagai umat Islam yang taat, kita harus percaya dan yakin jika semua yang diturunkan oleh Allah SWT itu merupakan kehendakNya. Lagipula, pasti ada rahmat dibalik wabah mematikan ini.

Ingatlah, jika tidak setiap bencana itu adalah azab, bisa jadi itu merupakan teguran Allah SWT kepada kita yang mungkin masih sering melupakannya. Masih suka malas dalam mendirikan salat dan kadang masih suka berbuat maksiad. Dari pandemi virus ini, marilah kita lebih berikhtiar dan melihat sisi baik dari semua yang terjadi. Sisi baiknya yaitu saat kita lebih sering berada di rumah, kita dapat menghabiskan waktu lebih banyak dan lebih mengenal satu sama lain antar keluarga.

Sebagai seorang muslim yang beriman, kita harus percaya jika apa yang dikendaki Allah itu adalah hal yang terbaik untuk kita. Tidak ada penyakit yang diturunkan Allah ke muka bumi ini tanpa ada penawarnya,  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari).

Maka sahabat ustadku sekalian, marilah kita berbaik sangka dengan segala sesuatu yang dikendaki Allah, karena semua yang dikendaki Allah pasti baik untuk kita. Jika kita menganggap bencana ini adalah sebuah Azab, maka kita digolongkan sebgai orang-orang kafir. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Wasalamuallaikum wr,wb.