Sebelum berhijrah, Teuku Wisnu beranggapan bahwa kalau ingin bahagia harus memiliki banyak uang sehingga ia lebih fokus mencari kesenangan dunia dan jauh dari Agama. Namun, setelah mendapatkan uang banyak, justru Teuku Wisnu merasa hidupnya monoton dan tidak bahagia.